22 February 2013

Masuk Islam Setelah Mendengarkan Lagu Arab

Mariano Ricardo Calle namanya. Dia berasal dari Buenos Aires, Argentina. Sebelum masuk Islam, Mariano menganut agama Katolik Roma. Sejak kecil sudah diasuh dan tinggal dalam suasana agama Kristen yang taat.

“Di masa remaja, aku terpengaruh dengan dadah narkotik. Itulah saat-saat dimana aku mulai mencari identiti diri dalam hidup.”

kata beliau mengenang. “Kenal dengan Islam awalnya dari lirik lagu berbahasa Arab. Dia makin tertarik dan secara rutin mempelajari bahasa Arab dan juga Al-quran. Akhirnya, Mariano mendapat hidayah dan pada Juli 2007 memeluk Islam. Berikut kisah lengkapnya.

“Aku tinggal dalam keluarga yang menganut paham Katolik Roma. Ajaran Kristen aku terima melalui perantaraan ibu dan nenek. Aku sudah belajar Bibel sejak usia tujuh tahun. Waktu itu aku belajar Bibel khusus untuk anak-anak dalam bahasa Spanyol. Pahlawan kegemaranku ketika itu adalah Nabi Daud dan Nabi Nuh.

Ketika masuk usia sebelas tahun, aku sentiasa berdoa di malam hari bagi kebahagiaan hidupku. Kadangkala aku menangis tatkala bermunajah dengan Tuhan. Tapi di masa remaja, aku sempat jatuh ke lembah hitam. Dipengaruhi narkotika. Saat itu aku sudah masuk usia 21. Itulah saat-saat aku mula mencari identiti diri dalam hidup ini.

Memasuki usia ke-24 aku cuba berdoa lebih bersungguh-sungguh lagi. Bahkan aku mengerjakannya sepanjang hari, 24 jam! Semuanya untuk Tuhan Bapa dan Bunda Maria. Ini kulakukan selama setahun. Tapi ternyata hal itu tidak banyak membantu. Hatiku masih resah.”

Tertarik Lirik Lagu Arab

“Satu ketika aku sedang mempelajari naskah kuno tentang piramid yang ditulis dalam bahasa Arab. Muncul keinginan belajar bahasa Arab. Satu ketika kudapati lirik-lirik lagu dalam bahasa Arab. Aku terkesan sekali dengan bahasa Arab dalam lirik lagu itu.

Akhirnya aku cuba belajar bahasa Arab secara berdikari melalui sebuah buku yang kuperoleh dari internet. Buku itu sangat membantu. Kesungguhan itu berbuah hasil. Dalam dua minggu aku sudah dapat mengucap satu dua patah kata Arab. Hasilnya, ketika kucuba ujian di kampus aku terus ditempatkan di level dua. Wah, hatiku sungguh sangat gembira..

Pernah pada saat itu ada pameran buku di kota kami, aku diberi hadiah dua buah buku tentang Islam. Aku suka sekali dan membacanya hingga habis. Buku itu sangat menyentuh hatiku. terutama penjelasan-penjelasan tentang sains di dalam Al-Quran. Benar-benar menarik. Yang lebih menarik lagi ketika membaca profil Nabi Muhammad. Benar-benar pribadi idolaku.”

Tinggalkan Minuman Beralkohol

“Aku secara perlahan mula meninggalkan rokok dan minum alkohol. Semua yang berhubungan dengan alkohol aku nyahkan dari kehidupanku. Keputusan yang murni itu kubuat secara sedar. Bukan kerana paksaan agama Islam yang sedang kupelajari. Ketika itu, jujur aku katakan, aku tak pernah berniat sama sekali untuk jadi seorang muslim.

Waktu terus berlalu. Aku ingin cepat menguasai bahasa Arab. Kuputuskan untuk membeli Al-Quran. Tapi guruku memberitahu di masjid Palermo, dekat Buenos Aires ada diberikan Quran secara percuma.

Tanpa menunggu lagi, hari itu juga aku bergegas ke mesjid untuk meminta hadiah sebuah Al-Quran. Oh ya, aku sendiripun belum tahu seperti mana bentuk masjid itu. misti sebuah bangunan yang menarik dan megah. Ternyata tidak begitu. Begitupun menurutku, meski Argentina bukan negara Islam, masjid itu merupakan bangunan terindah di Amerika Latin.”

Belajar Al-Quran

“Di masjid aku berjumpa dengan seorang pemuda yang kemudiannya menjadi sahabat karibku dalam Islam. Ibrahim namanya. Dia juga memberiku sebuah link di internet hingga aku boleh mendowload Al-quran dan belajar Islam melalui link itu.

Aku belajar membaca Al-Quran hasil download via internet tersebut. Aku print perhalaman dan kupelajari. Untungnya lagi, ada terjemahannya yang ditulis dalam bahasa Spanyol.

Sejak masa kanak-kanak aku sudah menamatkan seluruh isi Bibel sebanyak dua kali. Lalu kitab Gita dari India juga dua kali. Dan, sekarang Al-Quran harus lebih baik lagi dari itu. Bahkan targetku harus boleh dalam bahasa Arab. Begitulah, awalnya aku hanya mahu belajar bahasa Arab, tapi hatiku makin tertarik dan tersentuh untuk mempelajari Al-Quran setelah membacanya.

Alhamdulillah, aku boleh memperolehi sesuatu yang lain dalam Al-Quran. Ada bahagian-bahagian dari isi Al-Quran yang tidak disebutkan dalam Bibel. Al-Quran makin dibaca makin menarik. Kebenaran yang tertera di dalam Quran sangat sempurna. Inilah yang aku cari-cari selama ini. Keinginanku untuk mencari siapa Tuhan telah membawaku ke jalur ini. Terima kasih Allah diatas kurniaan-Mu ini!”

Bersyahadah

“Sejak saat itu aku mula sering ke masjid. Dan, hanya dalam masa dua minggu aku pun mengucap dua kalimah syahadah, pada tarikh 14 Juli 2007. Imam masjid, Syeikh Nasir asal  dari Arab Saudi adalah salah satu saksinya.

Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan-Nya. Air mataku berlinangan membasahi pipiku. Aku mula membaca apa saja tentang Islam untuk menambah keimananku. Aku juga belajar bahasa Arab secara intensif di masjid. Aku belajar aqidah, tauhid, dan berusaha menamatkan bacaan Al-quran. Aku ingin belajar secepat mungkin.

Ketika berada di masjid aku merasa damai yang tiada bandingannya. Dulu aku pernah ikut solat ketika belum bersyahadah. Hanya aku ingin tahu seperti mana rasanya solat itu. Bagaimana rasanya berdiri di hadapan Tuhan. Begitulah, aku pun belajar tatacara solat dan Alhamdulillah dalam waktu dua minggu sudah dapat mengerjakannya. Di masjid pula aku memperolehi banyak kenalan baru.”

“Aku cinta bahasa Arab dan berdoa kepada Allah agar diberikan kemampuan untukku memahaminya dengan cepat. Semasa bulan Ramadan aku sangat menikmatinya. Inilah pengalaman pertama yang sangat indah. Tahun 2007 adalah tahun terbaik dalam hidupku. Sejak bersyahadah hingga saat ini aku tidak pernah tinggal solat sekalipun.

Suasana Ditempat Kerja

Aku kemudian bekerja di sebuah perusahaan. Hari pertama kerja aku langsung menanyakan adakah ada tempat atau ruangan kecil untuk mengerjakan solat. Alhamdulillah tiada masalah aku diberikan tempat untuk mengerjakan solat. Hidupku makin hari makin berubah. Sangat indah dan damai rasanya. Kujalani hidup dengan senyum. Aku berinteraksi dan bersikap terbuka dengan setiap orang.

Pelbagai riaksi rakan-rakanku selepas aku memeluk Islam, teman-teman karibku semuanya masih beragama Katolik, kami masih bersahabat hingga kini. Mereka banyak bertanya tentang Islam, kami sering berdiskusi dan aku menjawab semampunya. Makin hari pertanyaan mereka makin banyak, ada seorang karibku yang kelihat sangat serius dengan Islam, dia dan istrinya yang berasal dari Brazil menganut paham Kristian Advent, semoga mereka dapat petunjuk-Nya. Aku senantiasa berdoa kepada Allah agar dijadikan sebagai instrumen atau penyebab turunnya hidayah bagi orang lain. Terutama bagi kedua orang tuaku.”

Ibubapa Mengetahui Keislaman

Aku menceritakan pada kedua ibubapaku bahwa aku sudah memeluk Islam. Ibu sedikit terkejut, namun aku tetap menjaga hubungan dan  beradab baik dengan keduanya.

“Perkembangan lainnya, ibuku kini tidak lagi memasak babi. Ibuku rupanya senang dengan perubahan sifatku yang tidak lagi minum-minuman beralkohol dan tidak mengambil dadah narkoba. Hanya adikku masih berperasangka buruk terhadapku, dia masih mencelaku kerana memeluk Islam, semoga mereka segera mendapat hidayah Allah. Amin…

Aku cintakan Allah, kecintaan itu melebihi cintaku pada keluargaku, aku cinta Nabi Muhammad, aku mencintainya melebihi cintaku pada semua orang. Dan, aku sangat mencintai agama Islam ini.

Alhamdulillah aku telah mendapat kebahagiaan hidup yang selama ini kucari-cari. Bahkan kini aku sedang menyiapkan pernikahan dengan seorang gadis yang dipilihkan Allah Ta’ala untukku. Thank Allah.”

Wallahu’alam….

hasnulhadiahmad

0 comments:

Post a Comment